Entri Populer

Senin, 14 Juli 2014

RENUNGAN



Maafkan salahku, Ibu....

Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang
kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita
melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat
balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi
negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa
keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman
pribadi yang terjadi pada 2003.

Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah
sakit di Jakarta . Sudah tiga pekan para dokter belum mampu
mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan.
Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah
terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang
tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya.
Dokter berkata, "Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu".

Saya pun menjawab "Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap
pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta
izin saya"

Dokter itu menjawab "Karena obat yang ini mahal Pak Jamil."

"Memang harganya berapa dok?" Tanya saya.

Dokter itu dengan mantap menjawab "Dua belas juta rupiah sekali
suntik."

"Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok?"

Dokter itu menjawab, "Sehari tiga kali suntik pak Jamil."

Setelah menarik napas panjang saya berkata, "Berarti satu hari tiga
puluh enam juta, Dok?" Saat itu butiran air bening mengalir di pipi.
Dengan suara bergetar saya berkata, "Dokter tolong usahakan sekali
lagi mencari penyakit isteriku, sementara saya akan berdoa kepada
Yang Maha Kuasa agar penyakit istri saya segera ditemukan."

"Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta
bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa
kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat
karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba
satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti
obatnya, Ppak." jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat
ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, "Ya Allah Ya
Tuhanku... aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-
Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan
Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah
aku lakukan juga akan Engkau balas. Ya Tuhanku... gerangan keburukan
apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit
isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan
pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha
Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk.
Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada
Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan
istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini."

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan
kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam
keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya
sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri
mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75
saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata
berkata, "Pokoknya yang ngambil uangku kualat... yang ngambil uangku
kualat..." Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh
ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani mengaku
bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung, "Jangan-jangan inilah hukum alam dan
ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya
akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah
penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan
mengambil uang yang ia miliki itu."

Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana
ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan
menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu
saya "Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus
dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?"

"Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil,
duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-
teganya ada yang ngambil," jawab ibu saya dari balik telepon.
Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata
mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, "Ibu, maafkan saya... yang ngambil uang
itu saya, bu... saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf... saat
nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama
ibu." Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik
telepon saya dengar ibu saya berkata: "Ya Tuhan, pernyataanku aku
cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia. Ternyata
yang ngambil adalah anak laki-lakiku. Jamil kamu nggak usah pikirin
dan doakan saja isterimu agar cepat sembuh." Setelah memastikan bahwa
ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan
memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan
sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata "Selamat
pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu
telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan
operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu." Bulu kuduk saya
merinding mendengarnya, sambil menjabat erat tangan sang dokter saya
berkata. "Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan
dokter."

Saya meninggalkan ruangan dokter itu.... dengan berbisik pada diri
sendiri "Ibu, I miss you so much."

Dikutip dari Jamil Azzaini, Senior Trainer dan penulis buku Kubik
Leadership: Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.

Redaksi mengucapkan terimakasih kepada Sdr Iwan Rachman yang telah
mengirimkan inspirasi ini melalui e-mail (suaramerdeka).

MENGOBATI ASAM URAT DENGAN TERAPI LINTAH



Penyakit asam urat (gout) adalah penyakit yang diakibatkan kelebihan kadar asam urat (purin) sehingga menumpuk pada persendian, penumpukan tersebut menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari, karena bentuk asam urat berupa Kristal-kristal kecil dan tajam sehingga saat bergerak menusuk dan terjadi peradangan sehingga terasa nyeri
Asam urat (uric acid) adalah sejenis asam berbentuk Kristal yang dihasilkan akibat proses metabolism tubuh, apabila kita banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar purin tinggi menyebabkan kadar asam urat dalam tubuh melebihi batas.

Kadar Asam Urat Normal adalah
Pria    berkisar  3.5 – 7.2 mg/dl
Wanita              2.6 – 6.0 mg/dl

Makanan yang dihindari adalah makanan yang mengandung kadar purin tinggi antara lain :
Bayam, emping, melinjo, kacang-kacangan, daging, lemak, jeroan, ikan sarden, pete, jengkol, nangka, durian, otak, dll 

Gejala penyakit Asam Urat
- Pembengkakak
- Kemerahan
- Nyeri hebat, panas
- Gangguan persendian gerak
Gejala ini bisa terjadi mendadak dan ketika kambuh penderita akan merasakan sangat kesakitan bahkan jika tubuhnya hanya terkena hembusan angina atau pun selimut

TERAPI LINTAH UNTUK MENGOBATI ASAM URAT

Salah satu alternatif pengobatan Asam urat yang efektif adalah dengan Terapi Lintah, lintah akan menghisap darah didaerah persendian yang banyak terdapat endapan asam urat pada tahap awal lintah menggigit akan mengeluarkan air liurnya yang mengandung beberapa macam enzim, salam satunya adalah Hirudin yang mengencerkan darah, dengan encernya darah maka sirkulasi akan lancar dan endapan-endapan akan keluar dari persendian kemudian dihisap oleh lintah, air liur juga mengandung anastesi  atau zat bius sehingga rasa nyeri akan berkurang setelahnya







Senin, 07 Juli 2014

MAKANAN LINTAH




MAKANAN LINTAH
 



Sebagian spesies Lintah ada yang memakan tumbuh-tumbuhan dan sebagian lagi memakan darah binatang, makanya orang memberi nama Lintah sesuai dengan makanannya dan habitatnya.

Jenis lintah yang untuk terapi adalah jenis Lintahkebo atau lintah rawa  karena jenis ini kandungan hirudinnya sama dengan jenis Hirudo medicinalis
Nama Lintah kebo diberikan karena lintah ini sering menggigit Kerbau yang sedang berkubang dirawa-rawa  atau dengan nama Lintah rawa hal ini dikarenakan habitatnya adalah dirawa-rawa

Makanan lintah kerbau adalah jenis plankton-plankton, darah binatang seperti Ikan, belut, katak, sapi/kerbau dan binatang berdarah panas lainnya termasuk manusia
Setelah makan darah dalam jumlah yang banyak lintah dewasa akan bersembunyi kedalam tanah untuk kemudian berkembang biak dengan bertelor

Untuk lintah yang diternak bisa diberi makan Lele, belut atau darah sapi


Lintah sedang makan 2 ekor belut yang dengan kepala diikat

Minggu, 06 Juli 2014

LINTAH MERAH RAKSASA






Merdeka.com - Bumi memang belum sepenuhnya dieksplorasi oleh manusia, Hal ini terbukti dengan banyaknya spesies-spesies baru yang ditemukan tiap harinya.
Seperti yang dilansir oleh Cleveland Leader (31/5), lintah satu ini contohnya, Dari warnanya saja kita pasti baru tahu bahwa ada spesies baru dari keluarga mokuska dengan warna merah menyala
Diketahui lintah ini memiliki panjang 20,3 cm, seluruh tubuhnya pun unik karena ditutupi oleh warna merah pekat seperti habis disiram cat.
Para peneliti sendiri percaya bahwa lintah ini merupakan spesies yang mempu bertahan dari ganasnya ikilim Australia, diyakini warni ini didapatkan setelah bagian timur Australia yang dulu adalah hutan hujan yang kini menjadi gurun pasir.
Kemudian dengan bantuan letusan gunung berapi jutaan tahun lalu, gurun ini menjadi tempat terisolasi bagi para hewan tak bertulang belakang dan beberapa tumbuhan, dengan begitu kemudian spesies aneh ini mampu bertahan hidup hingga sekarang.
Lintah ini sendiri hidup diatas pohon dengan memakan jamur dan lumut, tubuh merah ini pun menjadi pelindung mereka karena habitatnya yang sering berada didaun poho eukaliptus berwarna merah.
(nvl)

Sponsor by  Jual lintah bekasi